Natal Membawa Suka Cita Bagi Dunia

Saat Ibadah Natal Oikumene di Gereja Tiga Raja, Timika.
TIMIKA, KAJPNews _ Ibadat Natal Oikumene Gresber Operation Crew 1 dipimpin langsung oleh Pastor Honaratus Pigai Pr, Pendeta, Kris Nanlohi dan Pendeta, Humisar Silalahi, di Geraja Katolik Katederal Tiga Raja-Timika (13/01/17).

Pada ibadat Natal bersama yang berlangsung pada sore hari itu, dihadiri puluhan umat Katolik dan umat dari berbagai denomenasi Gereja. Dihadiri pula para undangan.

Ibadat yang berlansung sekitar tiga jam lebih itu, diikuti dengan khitmat.

Dalam kotbahnya, Pastor Honoratus mengatakan bahwa natal selalu dipandang sebagai yang membawa suka cita. Jika natal membawa sukacita, lanjut Pastor, apa yang membuat manusia suka cita? Apakah manusia tidak mengalami sukacita dalam hidup sehingga merindukan sukacita?

Hidup di dunia ini, jelas Pastor Honoratus, ada banyak orang yang mengalami kehilangan sukacita, karena dirampas oleh sesamanya dengan cara yang tidak manusiawi.

“Banyak orang hidup dalam ketakutan, kecemasan dan kekawatiran, karena keegoisan semakin menjamur dalam hidup manusia, sehingga tercipta kehancuran dalam hidup keluarga, kejahatan merajalelah dalam hidup bersama, persaingan-persaingan yang berujung pada korban jiwa dan kehancuran dalam ranah pemerintahan di segala aspek,” jelas, Pastor rekan Paroki Katederal Tiga Raja, dalam kotbahnya.

Semuanya itu, lanjut Pastor, membuat sukacita semakin jauh dari hidup manusia. Dunia ini dijadikan jahat dan menakutkan oleh karena keegoisan manusia yang tidak dapat dibendung lagi.

Dalam situasi hidup manusia yang jauh dari sukacita, yang diliputi ketakutan, kecemasan, kekawatiran dan kehilangan, sambung Pastor Pigai, Allah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal. Anak Tunggal itu dilahirkan di kandang yang hina, sebagai simbol gambaran bahwa Yesus lahir dalam hidup manusia yang penuh kedosaan dan kehinaan.

“Yesus lahir di tempat yang kotor dan hina yang penuh dengan kotoran adalah symbol hati manusia yang kotor, hina dan penuh kotoran. Yesus lahir di Hati yang kotor, hina dan kotor itu, supaya mengangkat martabat manusia.” Ucap Pastor Pigai yang juga Ketua KOMKEP Keuskupan Timika itu.

Di kesempatan yang sama, Pastor Pigai juga merevansikan dengan bacaan Injil Luk: 2: 8-20 yang dibacakan. Menurutnya, para gembala domba pun tidak terlepas dari ketakutan, kecemasan dan kekawatiran. Para Gembala zaman itu, dipandang orang kelas dua. Orang yang disingkirkan dan berada di luar kota Yerusalem.  Kadang-kala domba peliharaannya bisa dibawa saja dan/atau dibayar murah oleh Pemerintahan atau Penguasa.

Dalam situasi demikian, kata Pastor, mereka memperoleh kabar suka cita dari Malaikat tentang Sang Juru Selamat, Pembawa Damai dan Pembawa Suka Cita lahir bagi dunia. Dialah Yesus, Imanuel yang membawa sukacita besar bagi dunia, teristimewa dibebaskan dari penjajahan dosa manusia.

“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dia lahir dalam hati kita yang hina, marilah kita membuka hati, menerima dan membesarkannya semoga sukacita menjadi penuh dalam hidup kita,” pesan Pastor mengakhiri kotbahnya.

Ibadat Oikume itu dimeriahkan oleh nyanyian pujian merdu dari paduan suara Gema Nafiri Paroki Katederal Tiga Raja, paduan suara anak Timika dan Kwamki Narama, Trio Bukit Saitun (Crew1), vocal group Oikumene Crew1 Gresber Operation dan solo bapak Dani Lepertery. (Segoo)


Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: