Dinilai Sudah Merusak Tempat Pembinaan Kaum Muda, Uskup Jayapura Kembali Disoroti

Uskup Jayapura, Mgr. Leo Laba Ladjar,  OFM usai memimpin Misa Perayaan Pesta Perak Imamat Pastor Yanuarius You, Pr. Foto/ Abeth You
Jayapura, KAJPNews _ Sebelumnya umat menyoroti uskup jayapura terkait pemberian kesempatan karier bagi orang asli papua dalam lembaga katolik, kini sorotan itu kembali dialamatkan kepada pemimpin gereja wilayah keuskupan Jayapura, Mgr.Leo Laba Ladjar, OFM karena dinilai telah merusak tempat-tempat pembinaan kaum muda katolik.

Sorotan kali ini datang dari kaum muda. Penghuni asrama tunas harapan, Aleks Giyai  menyayangkanke bijakan gereja yang sudah tidak peduli dengan kaum muda katolik, pada hal orang muda sebagai agen yang  mestinya dipersiapkan gereja sendiri. “ gereja sendiri membutuhkan jadi pembinaan harus dihidupkan melalui asrama, jangan hanya karena pemekaran jadi uskup semaunya merusak tempat-tempat pembinaan,” ujar Aleks, di Tunas Harapan, Jumat, 15/07/2016.

Ia meminta, lima keuskupan di papua harus hidupkan tempat-tempat pembinaan kaum muda, entah di lingkup kategorial maupun teritorial. “Pemuda Katolik, PMKRI dan Asrama-asrama menjadi basis kaum muda harus diperhatikan, jangan kita kalah dari lainnya,” ungkap Giyai.

Aleks juga menegaskan, jika pihak Gereja Katolik Roma tidak punya niat dalam memperhatikan umat katolik pribumi papua maka siap lahirkan agama lokal berlandaskan ajaran leluhur. “pihak KWI dan katolik roma tidak perhatikan umat pribumi papua maka kami akan buka gereja lokal,” tandasnya.

Hal senada juga dikatakan  Ketua Asrama Mahasiswa Katolik Ikatan Alumi Tauboria, Adolus Asemki. Ia mengungkapkan, uskup telah menutup tempat pembinaan kaum muda katolik seperti menutup asrama mahasiswa katolik tauboria, asrama tunas harapan dan mengali fungsikan asrama taruna bakti sebagai upaya merusak wajah gereja sendiri di masa mendatang dan itu dianggap sebagai tindakan kerdil seorang pemimpin gereja. “tindakan uskup jayapura menutup asrama katolik sebagai bentuk tindakan kekanak- kanakan, pada hal gereja  membutuhkan orang muda sebagai kaum yang mestinya dipersiapkan untuk menghidupkan gereja sendiri di waktu mendatang,” ujar Adolus, di Tauboria.

Lanjut Adolus, gereja ada untuk hadapi tantangan, untuk itu tidak punya alasan dalam menyiapkan kaum muda di waktu mendatang. “tidak ada alasan dalam membina kaum. Gereja ada untuk hadapi tantagan jadi harus perhatikan kaum muda,” tegasnya. (KAJPNews/Hengky Bobii)
Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: