Jantung Kota Dogiyai Sunyi Mencekam Sehari

Desederius Goo (Jubir KNPB Wilayah Nabire) Doc. Benny G.
Ferdinand Tebai (Mahasiswa Unipa 2 Sorong) Doc. Benny G.
Sekam Yotapuga, Nolaskus Douw. Doc. Benny G.
KAJPNews _ Moanemani, jantung kota kabupaten Dogiyai terlihat sunyi mencekam ketika anggota polisi polres Nabire, yang datang mengamankan pilkada, melakukan tembakan berulang kali terhadap puluhan pemuda yang pergi bertanya alasan penahanan seorang pemuda yang ditahan sebelumnya.
 
Ketika mendengar bunyi tembakan, mama-mama yang biasa berjualan di lorong-lorong jantung kota kecil itu melipat alas jualan dan bergegas pulang ke rumah. Tak seorang pun yang mondar-mandir disana. Dan suasananya benar-benar sepi.
 
Menurut para saksi, Sekertaris kampung (Sekam) Yotapuga, Nolaskus Douw (34) mengendarai motor di depan Puskesmas Moanemani lalu mobil penumpang Enarotali Nabire (Avansa) menyenggol Sekam Yotapuga pukul 10 pagi lalu sopirnya melarikan diri ke polsek Moanemani.

Kemudian Sekam Yotapuga juga lari ke Polsek Moanemani untuk menasehati sopir agar lain kali tidak boleh mengendarai mobil seperti itu. Setelah menyampaikan itu, polisi menerima dengan baik lalu Sekam keluar ke depan polsek Moanemani, kemudian mahasiswa UNIPA 2 Sorong atas nama Ferdinand Tebai ditahan polsek dengan alasan mahasiswa tersebut pernah memegang tali komando saat aksi sweeping (16/1/2017), lalu Sekam Yotapuga balik lihat begini, mahasiswa itu ditahan jadi Sekam balik tanya kenapa anak saya ditahan. Sekam ditendang dengan sepatu laras dan dipukul dengan balok oleh anggota polres Nabire di pelipis, kepala dan dada hingga bocor. Lalu Ferdinand dan Sekam ditahan dalam sel polsek Moanemani.

Sekitar jam 10 pagi puluhan pemuda dari terminal Moanemani bergegas ke kantor polsek untuk menanyakan alasan penahanan pemuda tersebut. Saat itu para anggota polisi sudah siap siaga dengan persenjataan lengkap.
 
Tiga orang pemuda, yakni Deserius Goo (Jubir KNPB Nabire), Oktovianus Bobii (Mahasiswa Unipa Manakwari) dan Oktovianus Goo (Tenaga medis di puskesmas Moanemani) ditarik masuk ke polsek dan ditahan tanpa alasan yang jelas, padahal mereka kesana tanpa berbuat tindakan anarkhis.

Setelah ditahan dari pagi hingga sore, para pejabat Dogiyai Asisten I (Simon Anou), DPRD (Yeheskiel Anou, Elias Anou, Yani Bobii, Jakson Adii dan Marselino Tekege) dan para distrik ketemu dengan pihak polisi untuk mengeluarkan empat pemuda tersebut.
 
“Kami ditarik masuk secara paksa dan dipukul di bagian kepala dan tulang belakang,” kata Deserius Goo, juru bicara KNPB Wilayah Nabire kepada media ini, Sabtu (21/1/2017).
 
Lanjutnya, kami di pukul dengan balok 5x10 dan pantat senjata berkali-kali dari depan polsek hingga di depan gereja Katholik Moanemani dan dari depan gereja dipukul lagi hingga di depan polsek.
 
“Sekitar jam 10 pagi kami ditahan dan dikeluarkan sekitar jam 3 sore,” kata Jubir KNPB Wilayah Nabire. (Vigo)
Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: