 |
| Seminari Menengah di Waena, Jayapura. Foto/Hengky Bobii |
Jayapura, KAJPNews_ Uskup Jayapura, Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM kesekian kalinya mendapat sorotan. Kali ini Uskup disoroti akibat mengeluarkan tanpa alasan dua Calon Imam (Frater), Chris Dogopia dan Wales, yang saat ini keduanya sedang berada di bangku kuliah tingkat Pasca Sarjana (PS) di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur itu.
Kebijakan Uskup itupun mendapat kritik dari Pemerhati Gereja, Frans. Ia mengatakan, Uskup mestinya membuktikan alasan yang rasional untuk keluarkan dua Frater tersebut, jika tidak bisa buktikan maka dinilai ada unsur lain yang menjadi penyebabnya.
“alasannya kenapa keluarkan kedua frater ini harus jelas, kalau tidak bisa buktikan kesalahan berarti ada motif lain,” ujar Frans dari kediamannya di Jayapura, 17 Agustus 2016.
Menurut pengamatannya, selama ini kedua Frater yang dikeluarkan itu mempunyai pendirian dan memiliki kepribadian yang baik sehingga tidak pantas untuk dikeluarkan.
“ada frater yang pantas dikeluarkan tapi kenapa mereka tidak dikeluarkan, tapi mala keluarkan yang pantas jadi pastor,” tanya Bapak dari lima anak ini.
Ia juga menilai banyak terjadi diskriminasi dalam kehidupan dan tata tertib yang berlaku disetiap Seminari entah Menengah maupun di Seminari Tinggi. Dikatakan Frans, beberapa tahun terakhir ini aturan yang diterapkan dalam Seminari di Papua kadang hanya berlaku bagi Frater Orang Osli Papua sementara untuk Frater lainnya tidak berlaku alias kebal aturan.
“sekitar sepuluh tahun terakhir ini aturan di seminari-seminari itu hanya berlaku bagi calon imam orang asli papua,” jelasnya.
Jika tindakan dan kebijakan aneh-aneh dalam Gereja terus dilakukan, lanjut Frans, maka dirinya siap mengkordinir umat untuk turun aksi sebab sudah mengantongi banyak bukti kebobrokan Uskup.
“boleh buat macam-macam tapi kami tidak akan tinggal diam, kami juga sudah miliki banyak catatan hitam pemimpin gereja,” tegas Pemerhati Gereja ini.
KAJPNews/Hengky Bobii
0 komentar:
Post a Comment