Bayar Retribusi, Pasar Youtefa Tetap Tak Tertangani

Kondisi Pasar Youtefa dua hari kemudian setelah diguyur hujan selama  4 jam. Mama Papua tak punya pilihan lain selain berjualan di atas lumpur - KAJPNews/Hengky Bobii. 


KAJPNews, Jayapura_Hujan hampir sejam saja sudah cukup untuk membuat
para pedagang Pasar Youtefa mesti berpikir mencari tempat jual barang
dagangannya. Jumat,26/06/2016, memberikan warna tersebut akibat hujan
yang turun hampir seharian pada Rabu, 24/06/2016 itu membuat para pedagang
harus berjualan di atas lumpur dan di luar area pasar.

Salah satu pedangang asal Bugis, Haddade (58) menjelaskan, sekalipun
para pedagang membayar retribusi tiap hari dan perbulan, pihak pemerintah
tak serius memperhatikan kondisi pasar. “seperti ini sudah kalau hujan,
orang berjualan di atas lumpur. Kami bayar retribusi juga percuma karena
pemerintah tidak pernah memperhatikan keadaan pasar,” ujar Haddade 
di Pasar Youtefa, Jumat, 26/06/2016.

Ia melanjutkan, tujuan pembayaran retribusi guna memberikan kenyamanan
aktivitas jual beli di pasar, namun kondisi pasar tetap tak nyaman.
“keamanan pasar saja tidak ada, apa lagi kebersihan,” tanya Haddade.

Akibat kodisi pasar yang penuh dengan lumpur dan air, lanjut Haddade,
pembeli enggan datang sehingga para pedagang di pasar tradisional itu
bisa mengalami kerugian. “ini pasar tradisioal jadi kalau pasar tidak
ditangani tentu pembeli banyak yang lari ke Mall,” jelas pria asal
bugis itu.

Hal senada juga dijelaskan pedagang yang datang dari Koya, Mama Martina
Wenda (53). Ia mengatakan, setiap kali turun hujan pasar  selalu digenangi
air dan lumpur. Walaupun demikian, pemerintah hanya tahu menagi retribusi
dan  tidak pernah berpikir untuk menanganinya.

Kata Martina, Ketika keluhan pedagang disampaikan terkait dengan kondisi
pasar, pemerintah hanya memberikan harapan akan pembagunan pasar baru
di belakang Kantor Otonom Kotaraja Luar. “pembangunan pasar baru itu butuh
waktu, kami hanya mau supaya pemerintah tangani pasar ini. Kami jualan juga
kalau pasar kondisinya begini pembeli tidak datang itu kami biasa rugi,” keluh
Mama Martina yang  tiap hari menempu 10 KM untuk jual hasil kebunnya ini .

Dari pantauan KAJPNews, kondisi pasar yang digenangi air dan lumpur tersebut
dikarenakan dua gorong-gorong yang berada di tengah pasar itu tersumbat
berbagai sampah, sehingga airnya tidak mengalir ke arah kali acai namun meluap
keluar dari parit-parit dan menggenangi pasar. Akibatnya  kendaraan dari arah
Pantai Engros tidak masuk ke terminal pasar, bahkan sebagian pedagang terpaksa
harus berjualan di sekitar jalan masuk pasar.

KAJPNews/Hengky Bobii
Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: