Papua Butuh Orang yang Berjiwa Membangun

Foto Ilustrasi Google.
Pada dasarnya untuk membangun Tanah Papua dibutuhkan orang-orang yang berjiwa membangun tanpa memilah-milahkan berbagai perbedaan yang ada, misalnya pemilahan yang sering terjadi antara orang pantai dan orang gunung harus secara total dihapuskan dari ingatan. Dalam hal ini setiap orang entah siapa pun dia mestinya punya kesadaran setiap manusia adalah ciptaan Tuhan yang patut dihargai dan dihormati keberadaannya.

Orang yang berjiwa membangun bukan berarti orang yang menghambur-hamburkan uang demi kepentingan pribadinya kelak. Bukan juga orang yang membangun gedung-gedung mewah. Tetapi orang yang berjiwa membangun adalah orang yang mampu melihat dan memberdayakan potensi-potensi yang ada, baik sumberdaya alam maupun sumber daya manusia ke arah yang lebih baik. Orang yang berjiwa membangun juga harus berada pada posisi netral - tidak memihak siapa-siapa. Ia harus memperjuangkan kepentingan umum tanpa ada aroma nepotisme yang selama ini dijadikan prioritas utama.

Jika kita melihat masyarakat Papua yang heterogen adanya, maka Papua butuh pemimpin-pemimpin yang berjiwa membangun. Pemimpin yang tak memilah-milahkan: kamu orang pendatang, kamu orang asli, kamu orang pantai dan kamu orang gunung. Pemimpin yang jujur mengatakan bahwa kamu adalah manusia kepada siapa saja, yang patut dihargai dan dihormati serta diperhatikan dengan segenap hati.

Dengan demikian, keadilan mesti benar-benar diterapkan dalam keseharian hidup demi membangun tanah Papua yang damai sebagaimana yang diimpikan oleh setiap orang yang berdomisili di tanah Papua.

Papua tak butuh pemimpin yang makan garam di bidang politik atau politik praktis yang selalu berlari mengejar kepentingan pribadinya. Papua juga tak butuh orang yang pandai berpidato dengan bahasa-bahasa politik yang meyakinkan khalayak umum. Pemimpin yang dibutuhkan Papua adalah orang-orang yang benar-benar mencintai tanah dan manusia Papua dan berjiwa besar dalam menerima saran dan kritik dari masyarakat yang dipimpinnya demi sebuah arti pembangunan yang sesungguhnya. (Vitalis Goo)
Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: