Jakarta,Timika,
KAJP News --- PT Freeport Indonesia (FI) rencananya mulai memproses divestasi
saham kedua pada Oktober nanti. Setelah 9,46 persen saham menjadi milik
pemerintah beberapa tahun lalu, kini besaran saham yang disiapkan untuk dilepas
mencapai 10,64 persen. Kementerian BUMN berminat mendapatkannya melalui salah
satu perusahaan negara seperti PT Aneka Tambang (Antam).
Menteri
BUMN Rini Soemarno menjelaskan, belum ada perusahaan yang sudah diberi mandat
se cara spesifik untuk menjadikan saham pemerintah di PT FI sebesar 20 persen.
Antam hanyalah sa lah satu opsi yang diminta untuk ikut mengakuisisi saham
perusahaan tambang asal Amerika Se ri kat itu. ”Kami sedang melihat. Sebab,
pada dasarnya, BUMN sudah memiliki 9,36 persen saham,” ujarnya di kantor pusat
Pertamina.
Sebagaimana
diberitakan sebelumnya, Freeport ha rus mengikuti Peraturan Pemerintah (PP)
77/2014 tentang Perubahan Ketiga atas PP 23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba). Di situ, perusahaan tambang
yang sudah puluhan tahun menambang emas di Papua tersebut harus melepas
sahamnya sampai 20 persen.
Namun,
angka itu belum final. Sebab, pasal 97 me nyebutkan, pada tahun kesepuluh atau
2019 nanti, 10 persen saham harus dilepas lagi. Jadi, sampai kontrak Freeport
habis pada 2021, pemerintah akan memiliki 30 persen. ”Kalau ada kemungkinan
untuk menaikkan, akan kami lakukan melalui (perusahaan) BUMN,” jelasnya. Dalam
divestasi itu, dilakukan cara khusus yang merujuk pada kontrak karya
pertambangan lain. Tahap pertama, Freeport akan menawarkan saham kepada
pemerintah pusat terlebih dulu. Kalau tidak berminat, saham tersebut baru
ditawarkan kepada pemerintah daerah. Harga saham mengacu pada replacement cost
atau harga wajar sebagai pengganti investasi.
Berapa
besaran uang yang harus disiapkan untuk menebus saham 10,64 persen tersebut
memang belum diketahui. Karena itu, Rini belum bisa memastikan perusahaan BUMN
mana yang diminta mengakuisisi saham tersebut. Terpisah, Menteri Koordinator
Bidang Kemariti man Rizal Ramli tidak mau berkomentar soal Free port. Entah
terkait dengan perpanjangan kontrak maupun soal divestasi yang segera dilakukan
Free port.
”Saya
no comment dulu ya,” ujar Rizal di kantornya. Sebelumnya, Presiden Direktur PT
Freeport In donesia Maroef Sjamsoeddin menyatakan, divestasi pa da Oktober
sudah final. Jadi, pemerintah bisa men dapatkan kepemilikan saham 20 persen
tahun ini. Dia memastikan, negara menjadi fokus Freeport untuk mendapatkan
saham. ”Pemerintah menjadi prioritas utama,” janjinya. *
0 komentar:
Post a Comment