Kekerasan Papua, Warga Menderita


Foto-Shita
TIMIKA, KAJP News --- Papua merupakan sebuah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua. Perkembangan Papua masih belum signifikan, hal itu mungkin disebabkan karena letak Papua jauh dari Ibu kota, ataupun bisa juga peemerintah yang kurang peka terhadap kehidupan di Papua.

Kekerasan yang terjadi di papua berasal dari permasalahan yang ada. Penyebab konflik yang utama adalah karena pemerintah dinilai kurang memperhatikan Papua, Papua menganggap bahwa ia dianaktirikan oleh pemerintah. Hal ini mungkin disebabkan karena letak Papua yang sangat jauh dari pusat ibukota Indonesia, sehingga apapun yang diberikan oleh pemerintah kepada Papua sulit untuk bisa masuk ke wilayah Papua.

Bumi Papua adalah tanah yang sangat kaya raya. Di tanah ini tersedia melimpah bahan baku bagi industri bernilai tinggi seperti emas, tembaga, minyak, gas, uranium, hutan, dan lain-lain atau kandungan bumi secara keseluruhan.

Tersedianya Sumber Daya Alam tersebut tidak menyebabkan warga Papua sejahtera, namun malah semakin menderita. Kekerasan dan penderitaan Papua dialami juga karena kekerasan oleh aparat dan dari adanya PT. Freeport.

Masalah lain yang menjadi penyebab adanya konflik yang berujung pada kekerasan adalah adanya kesenjangan, masalah kesejahteraan serta pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Dengan hadirnya PT. Freeport selalu dikawal oleh aparat TNI-Polri. Aparat tersebut seharusnya selalu melindungi rakyat serta segenap bangsa Indonesia, namun tidak untuk di Papua, mereka bertindak kejam terhadap rakyat Papua. Hal ini dikarenakan TNI-Polri tergiur pada modal asing sehingga mereka telah dibutakan dan selalu berpihak pada pemilik modal.

Di atas tanah kaya, kepentingan modal menuntut kehadiran aparatus kekerasan baik sipil maupun militer untuk menjaga bisnis tersebut.

Akibat dari hal tersebut  banyak anak bangsa Papua telah dikorbankan demi mengamankan kepentingan PT Freeport. Tak terbilang, kekejaman yang dilakukan demi modal asing itu, mulai dari penculikan, penyiksaan, pembunuhan, pemerkosaan, dan bentuk-bentuk perendahan martabat kemanusiaan lainnya.

Apabila tidak ada pemecahan dalam masalah di Papua ini, maka tidak akan ada titik temu dalam penyelesaian masalah konflik kekerasan di Papua ini, yang ada hanyalah rakyat Papua yang semakin menderita dan bahkan rakyat Papua bisa habis dari tanahnya. (Shita)

Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: