Memasuki Periode Pergantian Uskup Jayapura, Ini Penilaian Umat



 
KAJPNEWS­_Pergantian Uskup Jayapura tinggal hitung bulan. Banyak strategi dari baik sampai yang paling busuk yang bertentangan dengan agama pun sedang dimainkan oleh golongan yang melihat agama sebagai tempat makan minum bagi kelompoknya. Belakangan ada tanggapan dan komentar  umat yang mengara pada penilaian dan menilai cara yang dimainkan oleh kelompok tersebut merebut kursi uskup.


Salah seorang asal keuskupan jayapura yang enggan disebut namanya mengatakan, Ordo Friar Minor (OFM) atau sering disebut ordo fransiskan itu tidak pantas menjadi uskup lagi di Keuskupan Jayapura, karena dinilai tidak mengkaderkan kaum awam katolik dan membuat agama seperti milik kelompok tertentu, maka gereja katolik di daerahnya siap ditutup bila ordo Fransiskan kembali jadi Uskup.

“tidak menempatkan Pembina khusus di PMKRI dan Pemuda Katolik (PK) dan sudah menutup asrama-asrama katolik, dan juga banyak aset gereja sudah dirusak. Bahkan karyawan dalam lembaga katolik saja sudah kelihatan, dari dapur sampai ruang tamu hanya satu merek. Semua ini sama saja sudah membunuh masa depan kami.  ini sudah menjadi tolak ukur untuk menjadi uskup selanjutnya. Daerah kami sepakat akan tutup gereja bila  OFM  yang jadi Uskup lagi,” tegasnya kepada KAJPNews di halaman sekertariat PMKRI dan PK, Kamkey, Abepura, Sabtu, 24/10/2015.


Di tempat terpisah, salah satu mantan frater ordo Fransiskan mengaku, bahwa orang papua rentan terhadap aturan maka banyak frater OFM orang papua dikeluarkan sehingga terlihat ordo itu milik satu keluarga.

“khusus kami frater orang papua di ordo OFM tidak ada tempat. saya dengan beberapa teman dikeluarkan karena kesalahan kecil saja, sementara banyak juga yang sering melanggar tapi hanya dikasih peringatan saja, tapi kami dikeluarkan tanpa ada peringatan,” katanya.


Banyak kalangan menilai aksi demo yang diakomodir SKP dan dua Ordo yakni,  OFM dan Ordo Santo Agustinus (OSA) pada Kamis (08/10/2015)  dalam rangka Melawan Lupa atas  kasus Paniai Berarah, 8 Desember 2014  itu sebagai upaya manarik hati umat guna mengamankan kursi uskup jayapura pada periode mendatang.

“OFM baru bangun ka? Selama ini banyak kasus yang terjadi tapi selalu diam dan masa bodoh. sekarang sudah dekat pergantian uskup jadi ada cari perhatian umat,”. Ada pula yang berkomentar, “Semua orang sudah tahu kinerja uskup leo yang sudah merusak aset-aset gereja, seperti menjual toko buku labor, jual tanah misi dan juga merusak masa depan kaum muda katolik dengan menutup asrama-asrama katolik. Sembilan belas tahun sudah merusak, dan pada akhir tahun  masa kepemimpinannya berpura-pura buat baik untuk menarik hati umat guna mengamankan kepentingan golongannya,” komentar semacam ini datang dari berbagai kalangan dalam diskusi harian.


Parah lagi, bagaimana strategi yang dimainkan oleh kelompok tersebut dalam lembaga pendidikan kader imam, Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur, Abepura. Upaya-upaya yang dilakukan kelompok itu dibongkar  para mahasiswanya dengan aksi mogok kuliah di kampus STFT pada bulan Januari 2014. Namun untuk merebut kursi uskup, kelompok tersebut semakin gila.

“dari aksi mogok itu sudah ada perombakan jadi Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Teologi Katolik (STTK) Keuskupan Jayapura yang sebelumnya dipegang oleh uskup, kini digantikan oleh Pastor Yanuarius You, Pr dan Ketua STFT sebelumnya adalah Abdon Bisey  tapi kini Pastor Neles Tebay, Pr yang diangkat, dan ada beberapa dosen tidak mengajar karena malu dengan kebusukannya. Tapi permainan kotor itu masih ada dan terus terjadi untuk menjatuhkan orang dinilai pantas jadi uskup. Jangankan yang lain, hanya dalam komentar harian saja sangat kelihatan arahnya pembicaraannya sedang kemana itu terbaca jelas. Dari luar kelihatan bagus tapi dalam itu permainan sangat busuk,” Komentar seperti ini datang dari para mahasiswa STFT.  (Hendrik Bobii)

Share on Google Plus

About Admin

1 komentar:

Unknown said...

BERITA PROVOKATOR, SUBJEKTIF, PENUH TIPU DAYA DAN EMOSIONAL YG BERTUJUAN UNTUK MERUSAK GEREJA. KALAU TIDAK TAHU PERAN OFM DALAM MELAWAN KEJAHATAN NEGARA DI PAPUA BARAT TIDAK USAH KOMENTAR; PERGI BELAJAR DI SKPKC FRANSISIKAN PAPUA