GENERASI KINI DALAM KONFLIK PAPUA

Foto Ilustrasi Google
Oleh: Vitalis Goo

Tak ada yang salah jika saat ini kita berjuang untuk melepaskan belenggu-belenggu konflik yang telah dan sedang terjadi di tanah Papua - konflik yang berkepanjangan. Generasi kita mesti menjadi pelepas tali-tali pengikat belenggu-belenggu tersebut.

Jika kita melihat kembali realita konflik yang sering terjadi, maka pihak keamanan selalu tak luput sebagai pemicuh konflik. Hal ini dapat dibuktikan, dalam kegiatan-kegiatan sekecil apa pun, pihak keamanan (aparat TNI/POLRI) selalu saja mengawasi jalannya kegiatan tersebut. Ini menandakan bahwa mereka ingin terus memelihara sikap kecurigaan tetap tumbuh antara pihak keamanan dan rakyat Papua.

Patut kita akui bahwa pihak keamanan, dengan sengaja, sering menciptakan konflik sebagai lahan untuk mencari 'ongkos rokok'. Ketika konflik itu memuncak, mereka pula yang berlagak sebagai penjaga keamanan. Sehingga disini pihak keamanan berperan aktif sebagai pencipta konflik dan penjaga keamanan.

Salah, jika orang mengatakan bahwa pemicuh konflik yang terjadi di Papua adalah rakyat yang mendiami pulau Papua. Jika benar, pemicuhnya adalah rakyat, maka orang itu adalah anjing pelacak yang telah ditugaskan oleh negara ini untuk memata-matai seluruh aktifitas rakyat. Untuk itu anjing-anjing pelacak itu, dengan sengaja, menciptakan isu dan atau kabar yang tak benar demi ongkos rokok yang telah disebut di atas.

Generasi kita (sekarang) harusnya menjadi generasi Papua. Generasi yang benar-benar mencintai tanah dan manusia yang mendiami pulau Papua. Mencintai alam Papua sebagai penunjang hidup dan mencintai manusia sebagai sesama ciptaan Tuhan (tanpa memandang suku, agama maupun ras).

Generasi kita, entah orang asli Papua maupun orang non-asli Papua, yang mendiami tanah Papua mesti bersatu padu menjaga 'Papua Zona Damai'- membasmih para pemicuh konflik di Papua.

Semoga...!!!
Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: