Paul Auwe: Pihak Berwenang Harus Bertanggungjawab



Dogiyai, Jelatanews - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah wakil rakyat, yang menyambung aspirasi rakyat, tetapi DPRD terkesan tidak konsisten dengan tugas yang telah dipercayakan masyarakat. DPRD membiarkan rakyat yang pernah memilih mereka terlena dalam aksi sweeping yang brutal di Dogiyai.
“Aspirasi rakyat masuk di telinga kiri dan keluar di telinga kanan,” kata Paul Auwe, perwakilan mahasiswa se-Sulawesi saat menyampaikan orasinya di depan ratusan warga Dogiyai yang melakukan unjuk rasa di halaman kantor DPRD Kabupaten Dogiyai.
Padahal menurutnya, DPRD hadir untuk menyampaikan aspirasi rakyat kepada pihak-pihak yang berwenang. Makanya ia berharap agar para anggota legislatif di Dogiyai  harus menjalankan tugasnya benar-benar.
Selanjutnya, walaupun pihak keamanan tidak turut hadir pada saat aksi demonstrasi berlangsung, tetapi Auwe sebagai perwakilan mahasiswa ia berpesan, Kapolres Nabire dan Kapolsek Moanemani serta anak buahnya harus ketahui parang, kampak dan sekop adalah alat kerja masyarakat – bukan alat untu.
“Tidak masuk akal kalau pihak keamanan razia rambut gimbal, atribut bintang kejora dan rasta,” katanya tegas.
Maka itu, ia meminta agar Tim Gabungan Mantap Praja (GAMPRA) tidak boleh lagi memeriksa segala sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya dengan tujuan pengamanan pilkada yang dijalankannya.

"Baik DPRD maupun pihak kepolisian harus bertanggungjawab," katanya tegas.
Share on Google Plus

About Vitalis Goo

0 komentar: