​MENJADI MEDIATOR KESELAMATAN

 

KAJPNews _ Uskup Keuskupan Timika, Mgr. Yohanes Philipus Saklil Pr. memimpin perayaan Ekaristi Kudus guna membuka seluruh karya pelayanan pastoral Keuskupan Timika selama tahun ini (06/01/2017).

Diakon Ibrani Gwijangge Pr. mendampinggi Uskup dalam perayaan Ekaristi tersebut. Turut diundang dan dihadiri para imam, suster, bruder dan karyawan-karyawati yang berkerja di unit-unit karya keuskupan, entah pada bidang pendidikan, sosial-ekonomi dan  kesehatan di sekitar kota Timika.

Pada setiap wajah yang hadir memancarkan keceriaan. Terlihat pula rentetan sentuhan antar tangan sambil mulutnya komat-kamit mengucapkan “Salam Damai Natal dan Bahagia Tahun Baru.” Sungguh tercipta suasana kebersamaan dan persatuan yang menggambarkan wajah para murid dan pelayan Sabda Allah.

Dalam kotbah, Uskup mengajak seluruh Pelayan Pastoral Keuskupan Timika serta seluruh umat agar menjadi mediator (perantara) di tengah umat agar keselamatan dapat dirasakan dan dialami oleh banyak orang.

“Dalam tahun 2017 ini, segala rancangan program mesti mengedepankan tugas sebagai perantara. Saya mengajak seluruh pelayan pastoral berusaha agar menjadi mediator. Menjadi mediator bagi terciptanya keselamatan di tenggah umat manusia, khususnya di keuskupan Timika,” ajak Uskup John.

"Saudara-saudari terkasih, menjadi mediator itu tugas berat karena kita akan berhadapan dan diperhadapkan pada beragam persoalan hidup, antara kenyataan dan kerinduan, antara baik, benar dan salah, antara kesenangan, keselamatan kini dan keselamatan masa depan serta di akhirat. Untuk itu, kita mesti belajar dari Bunda Maria dan St. Yohanes yang berperan penting menunjukkan sosok diri sebagai perantara dalam menyiapkan datangnnya Sang Penyelamat umat manusia. Bunda Maria membuka diri untuk menerima kehendak Allah serta selalu berusaha setia dan taat. Kesetian dan ketaatan itu menjadi dasar hidup bagi Bunda Maria sebagai perantara dalam menyiapkan datangnya Sang Penyelamat dunia. Demikian juga dengan Yohanes Pembaptis yang membaktikan diri seutuhnya untuk mempersiapkan kedatangan Sang Juru Selamat. Diri Yohanes seutuhnya dibaktikan untuk mempersiapkan, meluruskan dan meratakan agar Sang Juru Selamat itu dekat dengan umat manusia," demikianlah khotbah Uskup sambil meneguhkan para pelayan di keuskupan Timika.
 
Uskup John mengharapkan semoga program dan rancangan pastoral keuskupan, paroki-paroki dan unit-unit karya keuskupan selalu berorientasi pada tugas perantara untuk menyiapkan dan menghadirkan keselamatan bagi semua orang. Teristimewa bagi orang asli Papua yang mengalami hidupnya terancam karena tanahnya sebagai sumber kekayaan dijual habis atau dirampas oleh pemerintah, para pengusaha dan orang luar tanpa memperhitungkan keselamatan hidup anak cucu kedepan.

"Selain itu, Tahun 2016, kurang lebih 8 ribu orang asli Papua ditangkap. Kita diajak untuk menjadi perantara bagi Orang Asli Papua yang selalu ditangkap karena masalah politik dan masalah lainnya karena mereka sering ditangkap tanpa alasan yang jelas,"  ungkap Gembala umat Keuskupan Timika.”
 
Lanjutnya, semoga tahun ini membawa perubahan oleh karena rahmat Tuhan. Kita diutus menciptakan rahmat Tuhan di dunia, bukan terus menghidupi dosa dalam segala sisi kehidupan yang mengakibatkan kehancuran dalam hidup bersama. (KAJPNews/Segoo)
Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: