Ilustrasi Foto/Uskup Timika, Mgr. John Philip Saklil |
TIMIKA, KAJPNEWS -
Uskup Keuskupan Timika, Papua Mgr John Philip Saklil mengajak umat Katolik di
daerah Mimika, agar hidup dalam kebenaran dan takut kepada Tuhan.
Seruan itu
disampaikan Uskup John Saklil kepada umat Katolik, Minggu, 27/11/16, di Gereja Katolik
Stase St. Petrus SP 1-4, Paroki St. Stefanus Sempan.
Pada kesempatan itu,
Uskup mengajak umat untuk tetap berpegang pada kebenaran, percaya, taat serta
menjauhi hidup dalam kegelapan. Menurutnya, masa Advent menjadi moment masa
mempersiapkan diri selama sebulan menyambut kelahiran juru selamat Isa Almasih.
"Ada saatnya
pengadilan Tuhan terjadi. Tuhan akan datang membasmi semua orang yang tidak
percaya, yang tidak taat, yang menjauhkan diri dan yang hidup dalam kegelapan.
Tuhan akan memilih orang-orang benar untuk masuk dalam kerajaannya," kata
Uskup Saklil.
Menurut Uskup,
hendaknya semua orang beriman berjaga-jaga dan bersiap-siap menanti kedatangan
Tuhan.
"Tuhan akan
memilih di antara kita untuk masuk ke dalam kerajaannya. Tidak memilih
berdasarkan latar belakang keluarga atau suku atau alasan apa pun. Tuhan akan
datang memilih orang yang benar. Siapa yang hidupnya benar di mata Tuhan maka
akan masuk dalam kerajaan Tuhan. Tapi barang siapa yang hidupnya tidak benar
maka dia akan masuk dalam kegelapan neraka," ujarnya lagi.
Uskup Saklil
menggambarkan dunia dewasa ini banyak dipenuhi oleh orang-orang yang tidak lagi
takut akan kuasa Tuhan karena mereka tidak percaya kepada Tuhan.
Kehancuran dunia
dewasa ini, katanya, karena ulah orang-orang yang tidak memiliki iman dan
kepercayaan akan Tuhan dengan membangun kehidupannya atas dasar kebencian, iri
hati, dendam, keserakahan dan lainnya.
Secara khusus Uskup
Saklil mengingatkan warga asli Papua dari Suku Amungme dan Kamoro di Mimika,
agar lebih banyak mengucap syukur kepada Tuhan atas kelimpahan berkat kekayaan
sumber daya alam yang mereka miliki.
"Sekarang
jumlah orang Amungme dan Kamoro semakin sedikit. Warga pendatang jauh lebih
banyak dari orang asli. Banyak orang mati dalam usia muda. Banyak anak-anak
yang mati saat dilahirkan. Pertanyaannya mengapa tempat ini subur untuk orang
lain tapi kering untuk We Kamoro dan We Amungme. Manusia bisa berubah dan
berkembang jika takut kepada Tuhan," kata Uskup lagi.
Uskup juga
mengingatkan agar warga asli untuk menghentikan kebiasaan buruk menjual harta
milik mereka berupa tanah dan rumah kepada orang lain untuk dipakai membeli
minuman keras dan mabuk-mabukan.
"Di Timika
banyak orang seperti burung, hidupnya tidak jelas. Lalu lalang ke sana ke mari.
Tanah habis dijual, rumah tidak punya. Semuanya dijual habis untuk dipakai
membeli minuman keras. Ini persoalan serius yang dihadapi warga asli di
Mimika," katanya lagi. (Muye)
0 komentar:
Post a Comment