Dialog Jakarta-Papua, Janji Dan Harapan Yang Ditunggu

Oleh: Agustinus Keiya

 
Foto Ilustrasi Google
Lihat sendiri faktanya, berbagai persoalan Papua tak kunjung padam . Pembungkaman demokrasi masih saja terjadi kebijakan Otsus Plus dan juga Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) belum berjalan maksimal, hanya sekadar tambal sulam.

Para pejabat masih saja lupa dan kehilangan urat malunya, tetap mencuri uang negara tanpa rasa sesal. Presiden Sosilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah berjanji akan mengakhiri pendekatan militeristik (security approach) dalam mengatasi berbagai konflik di Papua. Purnawirawan Jenderal ini menyatakan bakal pendekatan kemanusiaan (human security) dan kesejahtehraan (prosperity approach).

Apakah terbukti?

Joko Widodo melakukan kampanye terbuka di Jayapura, Papua, Sabtu (5/4/14). Di hadapan ratusan pendukung PDIP di Jayapura, Jokowi kembali curhat tak memiliki waktu tidur cukup lantaran sibuk kampanye sejak tiga pekan terakhir.

Di bumi cendrawasih yang kita sayang, sering kita hadapai dengan berbagai permasalahan, namun semuanya tak kunjung selesai. Banyak pemimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang memberi perjanjian perjanjian palsu terhadap rakyat bangsa Papua, di balik perjanjiannya, tak kunjung satu pun masalah  terselesai.

Ini dilihat dari demokrasi masih saja terjadi kebijakan Otsus Plus dan juga UP4B belum berjalan maksimal. Konflik yang terjadi di Papua pemerintah pusat tidak pernah memberikan kontribusi menyelesaikan kecuali pengiriman militer. Padahal konflik yang terjadi di Papua dapat terselesaikan karna adanya kontribusi dari pemerintahan pusat.

Salah satu konflik yang yang sering terjadi di Timika, ribuan TNI/Polri di Timika, pemerintah daerah Mimika dan PT. Freeport Indonesia di Timika  tidak mampu mengamankan perang suku di Timika. Pelakunya tidak ditangkap, dan dengan sengaja atau tidak sengaja mereka pelihara perang sampai orang lain yang tidak terlibat jadi korban.

Hal yang sama juga dengan konflik-konflik yang tidak mampu mengamankan, churatan kampanyenya seorang Capres yang pertama kali injak tanah Papua dalam kampanyenya menyatakan, Tak memiliki waktu tidur cukup lantaran sibuk kampanye sejak tiga pekan terakhir.

Namun apakah JW sebagai seorang capres yang pertama yang menginjakan kakinya diatas bumi Cendrawasih, ketika menjadi presiden mampukah JW nanti mengatasi masalah dan konflik yang terjadi di tanah Papua, seperti filosofi matahari yang dijelaskannya: matahari terbit dari timur terbenam di bagian barat, dengan memperhatikan Papua?

Seorang pemimpin  yang berhasil bukanlah orang yang mencapai finish lebih dulu, tetapi yang berhasil  membawa timnya finish bersama.

Dalam membangun masyarakat Papua yang sejhatera dan makmur kebih khususnya Papua dan masyarakat Indonesia pada umumnya pak Jokowi sebagai seseorang yang bertekad untuk berbuat baik dan menujukkan ketulusan hati kepada orang lain, harus terlebih dahulu menunjukkan ketulusan hati, maka orang lain pasti akan membalasnya dengan ketulusan hati juga.

Blusukan Jokowi dari pasar ke pasar di bumi Cenderawasih hingga berakhir di lapangan terbuka cukup meyakinkan warga. Puncaknya, warga Papua, khususnya para simpatisan PDI Perjuangan yang hadir dalam kampanye terbuka di Lapangan Entrop, Jayapura, tersulut api semangat saat Jokowi menyebutkan mengapa Papua dipilih menjadi lokasi kampanye:

"Saya datang ke Papua karena apa, karena matahari terbitnya di Papua. Dan saya yakin, persoalan-persoalan di Papua akan bisa diselesaikan dengan hati," ucap Jokowi.

Ada beberapa daerah yang keterjangkauan pelayanan listrik,  infrastruktur dasar yang memadai, kualitas sumber daya manusia yang memadai,  pangan yang cukup,  maka itu tentulah tanggungjwab Jokowi membawa Papua  menuju daerah yang lebih mandiri, bila terpilih menjadi presiden nanti. 

Untuk menyelesaikan semua masalah, tentu, Dialog Jakarta-Papua yang diusung Jaringan Damai Papua (JDP) di bawah komando Pater Dr. Nelles Tebay, Pr harus disambut Jokowi nanti -bila terpilih menjadi presiden RI) sebagai angin segar untuk membangun Indonesia dari Timur ke barat, mulai dari Papua, sesuai dengan filosofi yang dikemukakannya ketika kampanye di Papua.
Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: