Umat Kesal dengan Misa Paskah Nuansa Papua Ke-12

KAJPNews_Sebagian umat katolik yang hendak ikut Misa Paskah Nuansa Papua Ke-XII di Aditorium Uncen terpaksa harus meninggalkan lokasi karena merasa tidak nyaman dengan situasi setempat. Bahkan tidak meleset dari penilaian umat karena jahu berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Salah satu umat asal Keerom, Bapak Mesak Meho bersaksi bahwa sebelum misa dimulai banyak orang yang datang namun sesampai di pintu auditorium sebagiannya kembali dan pulang.
“mungkin karena mereka merasa tidak nyaman jadi mereka pulang.” kata Bapak Mesak di halaman Auditorium Uncen, Senin, 28/03/2016.

Ia melanjutkan, kalau dirinya keluar saat misa karena merasa  asing ketika berada di dalam ruangan yang dihiasi dengan gaya modern itu. “saya rasa macam orang punya acara yang saya datang ikut jadi saya keluar.” tutur Bapak Mesak.

Sementara satu rombongan Pemuda Papua yang duduk di halaman Auditorium juga membahas misa paskah nuansan papua  itu karena  sangat jahu beda dengan tahun-tahun sebelumnya. “paskah nuansa papua kali ini sangat mewa e…, dari gedung sampai dekorasi semua serba mewa.” Sindir salah satu pemuda.

Pemuda lain juga mengatakan, sekalipun kita memakai bahasa daerah untuk menyanyi, doa hingga memakai pakaian adat tetapi itu tidak bernilai bila situasi dan lingkungan tidak mendukung. “percuma juga kalau orang pake pakaian adat tapi  berbaur dalam ruangan tertutup dengan para tamu dan umat yang menegenakan pakaian.” ujar pemuda itu.

Bahkan ada pula yang menyatakan, merasa aneh bahwa alasan awal dipilih gedung auditorium uncen karena enam bupati akan hadir tapi nyatanya pangdam yang hadir. “ katanya enam bupati yang akan hadir tapi yang hadir adalah pangdam, ini ada apa.” Tanya pemuda lainnya lagi.

Di tempat terpisah, ketua Ikatan Mahasiswa Pegunungan Tengah Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (IMPT-USTJ), Malvin Yobee menilai bahwa perayaan Misa Paskah Nuansa Papua ke XII yang sengaja ditempatkan di auditorium uncen karena ada kepentingan tersebung. “dari isu kehadiran enam bupati hingga pemilihan tempat sampai kehadiran para tamu undangan tadi itu sudah jelas kalau ada tujuan lain dibalik itu. ” katanya.

Ia melanjutkan, paskah nuansa papua itu pada intinya adalah bagaimana orang papua menghayati kesensaraan hingga wafatnya yesus di kayu salib sesuai budaya masing-masing suku di papua. Tidak boleh jadikan moment itu sebagai ajang mencari kepentinga. “suku luar papua boleh diundang tapi harus tonjolkan adalah bagaimana tradisi setiap suku di papua menghayati sengsara yesus. Kalau ada kepentingan lagi campur aduk maka nilai sesungguhnya akan lenyap.” Tambah Malvin.

Dapat diprediksi, lanjut malvin, kedepan umat katolik papua tidak akan tertarik ikut lagi dengan paskah nuansa papua, bahkan bisa terpecah sebab selama ini umat dari beberapa suku di papua sering mendapat porsi sedikit dlam misa dibanding beberapa suku. “selama ini saja umat dari suku lain mengomel karena tidak dapat bagian dalam misa, apalagi ditambah dengan misa nuansa tadi itu sudah bias diduga kalau umat tidak akan tertarik lagi.” Jelas ketua IMPT -USTJ itu.

(Oleh: Hendrik Bobii)


Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: