Kali Kampwolker Kering, Pukulan Bagi Warga

kali kamwolker tampak kering akibat  pengambilan material, pembongkarang gunung serta penebangan pohon di sekitar kali. foto/Hengky Bobii

Kekeringan yang sering terjadi di tempat lain dan menjadi santapan hangat berbagai
media agar manusia bisa bercermin dari realitas tersebut, namun  tidak mau berkaca
maka bisa dirasakan sendiri akibatnya.


Tidak asing kita mendengar berita kekeringan yang terjadi di mana-mana melalui berbagai
 media cetak maupun elektronik dari belahan dunia lain. Kekeringan memang masalah yang
sangat vital, sebab semua mahkluk hidup di muka bumi ini membutuhkan air karena zat yang satu ini sangat penting dalam melangsungkan kehidupan.

Indonesia yang dikenal sebagai daerah tropis (dengan empat musim) pun tak luput dari
kekeringan akibat berbagai faktor, terutama dipicu oleh tindakan manusia seperti menebang pohon dan pegambilan material di sekital kali. Bila hujan, aktivitas manusia seperti itu justru akan membuat daya resapan air dalam tanah berkurang sehingga terjadi banjir.

Kali Kampwolker, salah satu kali yang terletak di Waena-Jayapura ini akhir-akhir mengalami
kekeringan akibat pengambilan material dan penebangan pohon di sekitar sumber air. Pada hal kali tersebut sudah dijadikan PDAM sebagai sumber air bersih bagi penduduk yang mendiami dua distrik di Kota Jayapura, yakni distrik Abepura dan Heram. Bahkan kali Kampwolker juga sering dijadikan warga sebagai tempat rekreasi sekaligus tempat mencuci pakaian kotor sehingga hampir setiap hari warga memadatinya, namun belakangan terlihat animo warga untuk rekreasi ke kali Kampwolker menurun bahkan kini jarang akibat debit air yang turun drastis hingga terkadang sangat kering.

Kondisi demikian tercipta akibat pengambilan material di sekitar kali yang tak terkontrol, penebangan pohon, pengambilan batu dan pasir serta penggalian c yang berada di sekitar kali tersebut turut hadir merusak sumber air. Kini dampaknya bila tidak turun hujan maka warga sering kesulitan mendapat air bersih dan kalau hujan turun sering terjadi banjir sebab material sebagai bahan penahan dan peresap air telah dimusnahkan.

Debit air semakin turun tetapi kebutuhan akan air semakin meningkat akibat pengambilan material di sekitar kali dan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, maka tidak heran bila banyak truk dan tangki dijadikan sebagai pegangkut air untuk dijual kepada warga.

Guna selamatkan sumber air bersih dari aktivitas manusia yang merugikan ini, dibutuhkan kesadaran warga akan pentingnya air bagi kehidupan serta  Pemerintah dan pihak PDAM mesti seriusi untuk melindungi sumber-sumber air  yang ada, sebab kebutuhan semakin meningkat dengan adanya pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan tinggi seperti Kota Jayapura ini.

Situasi yang kini melanda warga Jayapura ini juga harus menjadi pelajaran buat warga di daerah lain yang sumber airnya masih stabil. Mulai harus berpikir dan bertindak untuk melidungi sumber air agar kelak tidak mengalami nasib yang kini dialami warga Jayapura.

KAJPNews/Hengky Bobii
Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: