Bagaimana Pelayanan Pastor SVD di Keerom?

Foto Para Pastor SVD, Ilustrasi Google.
Jayapura, KAJPNews_Salah satu umat asal Keerom, Bapak Mesak Meho (42) mengatakan, sebagian umat Katolik di Keerom sudah tidak ada keinginan untuk masuk Gereja karena dinilai para
Pastor SVD (Societas Verbi Divini atau Serikat Firman Allah) yang dikontrak dari Pulau Flores itu sering membeda-bedakan umat dalam pelayanannya.

Ia mengungkapkan, umat Katolik di Keerom sebagian besar sudah tidak mau ke Gereja sebab para Pastor SVD itu dalam pelayanannya tidak biasa mengindahkan permohonan umat asli Keerom dan orang miskin.
“Kami umat asli keerom yang minta untuk kubur orang saja  itu pastor  biasa bilang ada halangan terus, kalau orang luar papua dan orang kaya baru dong biasa layani,” jelas Bapak Mesak saat misa Paskah Nuansa Papua, di Halaman Auditorim Uncen, Senin, 04/04/2016.

Bapak Mesak menjelaskan, untuk mengisi harapan umat yang  ditinggali pastor, umat memanggil orang yang dipercaya, bahkan sering dibuat sesuai kehendak umat sendiri.
”Kalau pastor tidak mau, kami biasa panggil orang yang kami percaya, kalau mereka tidak ada lagi baru kami buat sendiri setahu kami,” lanjutnya.

Sementara itu salah satu mantan Frater  sewaktu dirinya masih aktif sebagai Frater dan melakukan asistensi beberapakali di Keerom mengatakan, banyak tidakan dan ungkapan para pastor SVD yang sering  membuat dirinya kecewa.
“Sungguh, saya juga kadang tahan perasaan, kalau umat telepon minta bantuan, pastor-pastor itu sering menanya balik dengan pertanyaan orang mana yang meninggal, atau orang apa punya ulang tahun, atau  orang mana punya acara,” urainya menyambung keluhan Bapak Mesak.

Ia juga mengisahkan, suatu saat dirinya berada di Pastoran bersama beberapa Pastor dan saat itu umat datang meminta Frater tersebut memimpin misa arwah.
“Saya jadi binggung dan malu karena ada pastor tapi umat datang mintanya ke saya untuk misa arwah,” ungkap mantan Frater itu.

Memang, lanjut mantan Frater itu, kebanyakan Pastor di Keerom bukan menghayati panggilannya sebagai gembala namun para pastor itu lebih banyak sibuk dengan kepentingan pribadi dan kelompok.

”Ada pastor yang sibuk dengan bisnis, ada lagi yang sibuk dengan politik,” katanya.

(Hengky Bobii)
Share on Google Plus

About Admin

0 komentar: