Walaupun para tokoh agama di Tanah Papua telah menyerukan ‘Papua Zona Damai’, tetapi masih saja perasaan damai itu tidak dirasakan oleh masyarakat yang mendiami Tanah Papua. Mereka (masyarakat yang berdomisili di Tanah Papua) terus merasakan ketidaknyamanan hidup akibat konflik yang masih terjadi, baik konflik horizontal maupun vertikal.
Papua Zona Damai seakan menjadi sebuah utopia belaka sebab para aparat keamanan Indonesia masih saja melakukan pengejaran dan pembunuhan terhadap orang asli Papua (OAP) yang vokal dalam memperjuangkan jatidiri bangsanya. Aparat keamanan Indonesia masih menjadikan Papua sebagai Daerah Operasi Militer (DOM). Papua Zona Damai juga seakan dianggap hanyalah ideology belaka sebab konflik antar masyarakat Papua (baik orang asli maupun pendatang) terus berkepanjangan. Dengan demikian, damai yang sesungguhnya diimpikan oleh setiap insan benar-benar menjauh dari realitas keseharian hidup.
Apa penyebabnya? Siapa biang keladi dibalik semua permasalahan itu? Kedua pertanyaan ini barangkali mengarahkan pikiran kita pada berbagai faktor yang menyebabkan konflik yang berkepanjangan di Tanah Papua. Berbagai media (baik media cetak maupun media online) telah mempublikasikan akar-akar persoalan itu dari berbagai macam pandangan yang berbeda. Dari berbagai pandangan yang dimaksud, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengklarifikasi 4 akar masalah Papua, diantaranya: 1). Masalah sejarah dan status politik integrasi Papua ke Indonesia 2). Operasi Militer 3). Marginalisasi dan 4). Kegagalan membangun Papua.
Keempat akar masalah di atas menumbuhkan benih kebencian dan ketidakpercayaan orang Papua terhadap pemerintah. Sehingga muncullah berbagai gerakan perlawanan orang Papua dan disini konflik itu tercipta. Tak tahu entah kapan akan berakhir. Konflik yang berdampak pada ketegangan, tak bebas berekspresi. Papua Zona Damai yang dikumandangkan para tokoh agama di Papua itu sesungguhnya merupakan sebuah ajakkan agar manusia (entah siapa saja) yang berkepentingan ataupun yang tinggal di Papua memahami betapa penting damai dalam menjalani hidup.
Jika pemerintah benar-benar ingin mewujud-nyatakan ‘Papua Zona Damai’, maka pemerintah (daerah maupun pusat) harus punya komitmen untuk secepatnya mendialogkan akar-akar persoalan Papua. Jika pemerintah tidak peduli dengan persoalan Papua, maka masalah Papua yang kian tumpang tindih tak akan pernah terselesaikan. Akhirnya tidak akan pernah ada damai di tanah Papua, yang berdampak pada ketidakdamaian bangsa Indonesia (Vitalis Goo).
0 komentar:
Post a Comment